Vol. 1 No. 1 (2025): Trench: Journal of Archaeology
Articles

Sekilas Tentang Situs Bangkai Perahu Di Pantai Lancang Kuning, Lagoi, Pulau Bintan, Provinsi Riau, Kepulauan Indonesia

LUCAS PARTANDA KOESTORO
Masyarakat Arkeologi Maritim Indonesia

Published 2025-03-31

Keywords

  • Kata kunci: Carga/muatan perah; Pelayaran; Perdagangan; Teknik pembangunan perahu.

Abstract

Dalam sejarah setiap zamannya, kepulauan Indonesia memiliki hubungan erat dengan unsur-unsur kemaritiman.  Melihat kondisi geografis dan latar belakang sejarahnya dapat diduga bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar akan tinggalan yang berkenaan dengan unsur-unsur kemaritiman. Tinggalan budaya dimaksud merupakan data penting untuk dipelajari sebagai bahan mengungkap aspek kehidupan manusia masa lalu, khususnya yang berkenaan dengan kehidupan maritim. Namun dalam kenyataannya belum banyak peneliti Indonesia yang memusatkan perhatiannya pada penelitian atas aspek-aspek kemaritiman itu, khususnya untuk wilayah Provinsi Kepulauan Riau, wilayah pengaruh kekuasaan orang-orang Melayu yang merupakan kawasan strategis, berhadapan langsung dengan Laut Cina Selatan, Mediterania/Laut Tengah Asia, di bagian tenggara Selat Malaka. Pulau-pulaunya merupakan benteng terhadap arus laut yang membantu para pelaut saat navigasi yang digunakan perahu layar sejak dahulu dilakukan dengan menyusuri pantai. Di kesempatan ini akan dicoba untuk menyampaikan kilasan situs bangkai perahu Pantai Lancang di Puau Bintan, serta situs-situs lainnya di Provinsi Kepulauan Riau. Hasil kegiatan arkeologis di sana diharapkan dapat membantu merunut dan mereposisi sejarah maritim Indonesia. Penekanan penulisan kali ini berkenaan dengan berbagai aspek, di antaranya perkembangan teknik pembangunan perahu, cargo/muatan perahu, dan lainnya yang terkait dengan jalur perdagangan, serta kehidupan masyarakatnya yang berorientasi pada laut.

References

  1. de Graaf, H. J. (1985). Kerajaan-kerajaan Islam Pertama Dijawa. Grafitipers.
  2. Green, J. (1983). The Song Dynasty shipwreck at Quanzhou, Fuji an Province, People’s Republic of China. International Journal of Nautical Archaeology, 12(3), 253–261.
  3. Groeneveldt, W. P., Triwira, G., & Kwa, D. (2009). Nusantara dalam catatan Tionghoa.
  4. Indonesia, P. R. (2010). Undang–Undang RI Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia.
  5. Junus, H. (2002a). Engku Puteri Raja Hamidah Pemegang Regalia Kerajaan Riau. (No Title).
  6. Junus, H. (2002b). Karena Emas di Bunga Lautan. Pekanbaru: Unri Press.
  7. Koestoro, L. P. (1995). Penempatan Situs-situs Bangkai Perahu Indonesia dalam Sejarah Teknik Pembangunan Perahu di Asia Tenggara. Kirana: Persembahan Untuk Prof. DR. Haryati Soebadio. Jakarta: Intermasa, 203–216.
  8. Koestoro, L. P. (2014). Pelestarian dan Pemanfaatan Situs Bangkai Perahu/Kapal di Perairan Tanjung Renggung, Kecamatan Mantang, Kabupaten Bintan, Provinsi Riau. Varuna, 8, 7–23.
  9. Koestoro, L. P., Soedewo, E., & Wiradnyana, K. (2004). Arkeologi Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau, dalam Berita Penelitian Arkeologi No. 11. Medan: Balai Arkeologi Medan.
  10. Koestoro, L. P., Wibisono, S. C., Harkantiningsih, N., Stefanus, S., Effendi, I., & Kharisma, R. (2015). Dibalik peradaban keramik Natuna. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Departemen Pendidikan …. https://repositori.kemdikbud.go.id/29473/
  11. Manguin, P.-Y. (1989). The trading ships of Insular Southeast Asia: New evidence from Indonesian archaeological sites. Pertemuan Ilmiah Arkeologi V, Yogyakarta, 4-7 Juli 1989‎: Proceedings, 1, 200–220.
  12. Prishanchit, S. (1990). Underwater Archaeology in Thailand III: The Samed Ngam Shipsite, Report on the Survey and Excavation. Bangkok: Underwater Archaeology Division, Fine Arts Department of Thailand.
  13. Reid, A. (1992). Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680 Jilid 1: Tanah di Bawah Angin (Vol. 1). Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
  14. Salmon, C., & Lombard, D. (1979). Un vaisseau du XIIIème s. Retrouvé avec sa cargaison dans la rade de" Zaitun". Archipel, 18(1), 57–67. https://doi.org/10.3406/arch.1979.1501
  15. Sedyawati, E. (1999). Arkeologi Dalam Penggolongan Ilmu, Serta Penggunaan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Makalah dalam Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi 1999. Puslitarkenas.
  16. Sharer, R. J., & Ashmore, W. (1979). Fundamentals of Archaeology. California: The Binjamin. Cumming Publishing Co.