Sejarah Komunitas Dan Pemerintahan Masyarakat Karo Di Desa Nambiki Wilayah Langkat
Published 2025-03-31
Keywords
- Akulturasi Budaya; Karo; Langkat; Melayu; Nambiki
Copyright (c) 2025 Ratna

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Abstract
Masyarakat Karo tersebar tidak hanya di wilayah Karo saja namun persebaran Masyarakat Karo sampai ke Langkat. Salah satu wilayah langkat yang mayoritas penduduknya beretnis Karo adalah Desa Nambiki di Kecamatan Selesai. Sejak masa Kesultanan Langkat, Desa Nambiki menjalin hubungan baik dengan pihak kesultanan. Hubungan baik itu dapat dilihat dari perwakilan salah satu tokoh dari perwakilan Masyarakat Karo di pemerintahan Kesultanan Langkat. Bahkan terjadi akulturasi budaya antara masyarakat Karo dengan Melayu. Akulturasi yang tampak pada Masyarakat Nambiki adalah ornament rumah panggung yang menggunakan motif Melayu serta kesenian Ronggeng. Tulisan ini akan menggambarkan bagaimana hubungan itu dapat terjadi dan bagaimana hubungan masyarakat Karo di Nambiki berhubungan dengan Kesultanan Langkat. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka diawali dengan metode pencarian dokumen di beberapa perpustakaan serta Arsip Nasional Republik Indonesia. Selain studi dokumen dilakukan juga studi wawancara dengan beberapa informan yang mengetahui informasi penting terkait sejarah dan budaya Masyarakat Karo di Nambiki. Setelah data-data didapatkan kemudian dilakukan tahapan verifikasi dan interpretasi untuk menuangkan dalam tulisan.
References
- Anderson, J. (1971). Mission to the East Coast of Sumatra. Oxford University Press.
- Anonim. (1913). Adatrechbundels V, ’s-Gravenhage. Martinus Nijhoff.
- Basarshah II, T. L. Sinar. Tt. (2007). Bangun dan Runtuhnya Kesultanan Melayu di Sumatera Timur. Tanpa Penerbit.
- Coolhaas, W. Ph. (1933, Mei). Bestuurmemorie van den Controleur van Langkat Sumatra’s Oostkust.
- Ginting, T. M. (2021, March 20). [Personal communication].
- Husin, D. A. (2013). Sejarah Kesultanan Langkat. Yayasan Bangun Langkat Sejahtera.
- Joustra, M. (1910). Batakspiegel. S.C. van Doesburgh. Leiden: Uitgave van het Bataksch Instituut.
- Neumann, J. H. (2018). Sejarah Batak Karo. Yogyakarta:Ombak.
- Paulus, J. (1917). Encyclopaedie van Nederlandsch-Indië. Martinus Nijhoff.
- Pelly, U., & Ratna, R. (2022). Sejarah Pertumbuhan Pemerintahan Kesultanan Langkat, Deli, dan Serdang. Perdana Publishing Bekerjasama dengan Casa Mesra Publisher.
- Pelzer, K. J. (1985). Toean Keboen dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria. Jakarta: Sinar Harapan.
- Perret, D. (2010). Kolonialisme dan Etnisitas: Batak dan Melayu di Sumatra Timur Laut. KPG-EFEO.
- Ratna. (1992a). Birokrasi Kerajaan Melayu Sumater Timur di Abad XIX. Universitas Gadjah Mada.
- Ratna. (1992b). "Orang Karo di Kerajaan Deli”, dalam Masyarakat Indonesia. Majalah Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia, LIPI, Jilid XIX (No.1), 5.
- Ratna. (2006). Perubahan Kesenian di Kota Medan: "Study tentang Ronggeng dan Jaran Kepang. Kongres Nasional Sejarah VIII, Jakarta.
- Simanjuntak, B. A. (2015). Arti dan Fungsi Tanah bagi Masyarakat Batak Toba, Karo, Simalungun (Edisi Pembaruan). Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
- Sinuhaji, W. (2014). Aktivitas Ekonomi Enterpreunership Masyarakat Karo Pasca Revolusi. USU Press.
- Sitepu, A. M. (2021, March 27). [Personal communication].
- Sitepu, K. (2021, March 27). [Personal communication].
- Sitepu, R. (2021, March 27). [Personal communication].